Selasa, 28 Februari 2017

Pendidikan Luar Biasa(definisi filsafat,cabang-cabang,aliran-aliran dan teorinya)

FILSAFAT PENDIDIKAN


Image result for filsafat

1. Definisi Konsep /  Pengertian Filsafat ?

a.Beberapa definisi
Kerana luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau banyak di antara para filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda. Definisi-definisi ilmu filsafat dari filsuf Barat dan Timur di bawah ini:
1. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
2. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmua pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
3. Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
4. Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

Image result for filsafat

5. Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu: "apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika);
"apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika); "sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi).
6. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
7. Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.



a. filsafat  dapat ditinjau dari dua segi, yakni:
1. Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab 'falsafah', yang berasal dari bahasa Yunani, 'philosophia', yang berarti 'philos' = cinta, suka (loving), dan 'sophia' = pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi 'philosophia' berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut 'philosopher', dalyam bahasa Arabnya 'failasuf". Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
2. Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bererti 'alam pikiran' atau 'alam berpikir'. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.

2.Pengertian / Definisi Ilmu Pendidikan
Image result for filsafat
ilmu Pendidikan merupakan dua kata yang dipadukan, yakni Ilmu dan Pendidikan yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka disebutkan, bahwa Ilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) ituYang dimaksud Ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan persoalan pendidikan atau ilmu yang mempersoalkan pendidikan dan kegiatan pendidikan.
ilmu pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.
Menurut Dictionary of education ; Pendidikan diartikan, proses sosial yang di mana orang-orang atau anak dipengaruhi dengan lingkungan yang (sengaja) dipilih dan dikendalikan (misalnya oleh guru di sekolah) sehingga mereka memperolah kemampuan-kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara , mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Menurut Redja Mudyahardjo, bahwa Ilmu Pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Oleh karena pengetahuan yang dihasilkan riset tersebut disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan, maka Ilmu Pendidikan dapat pula dibataskan sebagai sebuah sistem konsep pendidikan yang dihasilkan melalui riset. Dengan mengutip May Brodbeck dalam Ligic and scientific Method in research, yang dimuat dalam Handbook of Research on teaching, yang menjelaskan bahwa setiap ilmu berisi sejumlah besar istilah yang disebut konsep, yang tidak lain merupakan apa yang kita pikirkan berdasarkan pengalaman. Sehingga unsur yang menjadi isi setiap ilmu termasuk Ilmu Pendidikan adalah konsep. Keseluruhan konsep yang menjadi isi sebuah ilmu ditata secara sistematis menjadi suatu kesatuan. Sekelompok konsep yang berkenaan dengan sekelompok hal, yang merupakan satu kesatuan disebut skema konseptual. Dan setiap ilmu termasuk Ilmu Pendidikan, terbentuk dari beberapa skema konseptual yang merupakan bagian-bagian atau komponen-komponen isi ilmu. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa organisasi isi Ilmu Pendidikan, sebagai sebuah sistem konsep, terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep-konsep tentang variabel-variabel pendidikan, dan bagian-bagian yang berupa skema-skema konseptual tentang komponen-komponen pendidikan.

3. Cabang-Cabang Filsafat Ilmu Pendidikan
Image result for filsafat

Cabang filsafat ilmu pada umumnya dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
A. METAFISIKA
            Metafisika berasal dari bahasa Yunani yaitu meta physika(sesudah fisika). Kata metafisika ini juga memiliki banyak arti. Metafisika dapat berarti upaya untuk mengkarakteristikkan eksistensi atau realitas sebagai suatu keseluruhan. Namun secara umum metafisika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada.
1. Ontologi
            Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu: On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate relaity baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
2. Kosmologi
            Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek.
3. Antropologi
            Secara etimologi, antropologi berasal dari dua kata, yaitu Antrop dan Logos. Antrop berarti manusia, sedangkan Logos berarti kajian, diskusi atau ilmu. Ilmu pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperikalu dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
4. Theodicea
            Theodicea sering juga disebut theologia, namun theologia sering digunakan unuk filsafat agama.
B. EPISTOMOLOGI
            Epistomologi atau teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengendaian-pengendaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Soal-soal yang dikaji dalam epistomologi adalah :
·         Asal usul pengetahuan
·         Pengalaman dan peran akal dalam pengetahuan
·         Pengetahuan dan kebenaran atau keniscayaan
·         Skeptisisme kebenaran, pengalaman dan makna
·         Pengetahuan dalam kaitan dengan pikiran
1. Logika
            Logika berasal dari kata Yunani kuno ‘logos’ yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Selain dari itu kita juga mengenal dua macam pembagian dari pokok bahasan logika, yaitu :
§  Logika formal : berbicara tentang pelbagai rambut dan persyaratan untuk ucapan-ucapan logis, seperti pengertian, konsep, kalimat, proposisi, keputusan, penalaran, argumentasi dan lain sebagainya.
§  Logika material : juga nama lain dari epistomologi atau teori pengetahuan. Di sana isi dari logika menjadi pokok perhatian utama dan bukan lagi bentuk, seperti dalam logika formal.
2. Metodologi
            Metodologi berasla dari bahasa Yunani “metodos” dan “logos”. Kata “metodos” terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. “logos” artinya ilmu. Metodologi adalah ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.
C. AKSIOLOGI       
            Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagiamana manusia menggunakan ilmunya.       
1. Etika
            Etika berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan atau tempat yang biasa. Sedangkan ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan yang berbuat baik. Etika sering disebut sebagai filsafat moral karena didalamnya membicarakan tentang sifat dan kelakuan berbuat baik, membahas tentang adab dan susila. Kita mengenal tiga macam pendekatan dalam etika:
ü  Etika deskriptif   : cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas seperti tata adat, perbuatan baik atau buruk, diperbolehkan atau tidak.
ü  Etika normatif     : mendasarkan pandangannya atas norma. Ia bisa mempersoalkan norma masyarakat secara kritis, benar atau tidak.
ü  Metaetika            :  kajian etika yang ditujukan pada ungkapan-ungkapan etis, istilah-istilah teknis etika atau juga bahasa-bahasa etis yang dikaji secara logis.

2. Estetika
             Estetika adalah cabaang filsafat yang membahas tentang seni dan keindahan. Istilah ini berasal dari kata aisthesis, yang berarti pemahaman intelektual atau pengamatan intelaktual atau pengamatan spiritual. Adapun art (seni) berasal dari bahasa latin yaitu ars, yang berarti seni, ketrampilan, ilmu dan kecakapan.

4. Aliran-Aliran Filsafat Ilmu Pendidikan
Image result for aliran filsafat pendidikan
1. Aliran Filsafat Perenialisme.
Perennialisme berasal dari kata perennial yang dapat diartikan abadi,  kekal atau fana (tiada akhir). Perenialisme berarti segala sesuatu yang ada sepanjang sejarah. Aliran filsafat Perennial berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi, dengan demikian perenialisme dianggap suatu aliran yang ingin kembali atau mundur kepada nilai-nilai masa lampau dengan maksud mengembalikan keyakinan akan nilai-nilai asasi manusia masa silam untuk menghadapi problem kehidupan manusia saat sekarang dan bahkan sampai kapanpun dan dimanapun
2. Aliran Filsafat Esensialisme.
Filsafat Esensialisme didasari oleh pemikiran filsafat idealisme Plato dan realisme Aristoteles. Aliran filsafat Esensialisme muncul pada zaman renaissance merupakan perpaduan ide filsafat idealisme objektif di satu sisi dan realisme objektif di sisi lainnya. Perbedaan utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, dimana serba terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Aliran filsafat essensialisme pertama kali muncul sebagai reaksi atas simbolisme mutlak dan dogmatisme abad pertengahan. Filsafat ini menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama karena kebudayaan lama telah banyak melakukan kebaikan untuk manusia, termasuk dalam pendidikan yang harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
3. Aliran Filsafat Progresivisme.
Aliran Progresivisme dapat diartikan secara umum sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Progresivisme disebut juga instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelejensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk mengembangkan kepribadian manusia.
Filsafat progrevisme dalam pendidikan adalah suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek didik tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir mereka. Dengan demikian mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti memberikan analisis, pertimbangan dan pembuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.

4. Aliran Filsafat Pragmatisme
Pragmatisme adalah suatu aliran modern yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima apa saja, asalkan praktis. Pengalaman-pengalaman pribadi, mistik semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asal membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan demikian dasar pragmatis adalah manfaat bagi hidup praktis.
Aliran ini memandang realitas sebagai Sesuatu yang secara tetap mengalami perubahan terus menerus. Pragmatis adalah satu aliran yang lebih mementingkan orientasi kepada pandangan anti posentris (berpusat kepada manusia) kemampuan kreativitas dan pertumbuhan manusia kearah hal-hal yang bersifat praktis, kemampuan kecerdasan dan individual serta perbuatan dalam masyarakat.
5. Aliran filsafat konstruktivisme
            Konstruktif  berasal dari kata bahasa inggris ‘konstruktivisme’ yang berarti falsafa membina. Dalam konteks pelajaran , teori konstruktif menggap bahwa ilmu pengetahuan hendaklah terkait dan dalam mind seseorang berdasarkan pengalaman sebelumnya, yaitu pengetahuan dibina memlalui proses pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru yang berkaitan.

5. Teori Etika Dan Cara Implementasikan Dalam Dunia Pendidikan
Image result for etika dalam  pendidikan

Etika menurut Franz Magnis Suseno (1989) adalah pemikiran sistematis tentang moralitas, dimana yang dihasilkannya secara langsung bukan kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lahir mendasar dan kritis. Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis, tidak memberikan ajaran, melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma, dan pandangan-pandangan moral secara kritis. Etika bisa memiliki banyak arti dan tentu saja arti tersebut saling berkaitan, yaitu : etika bisa dijelaskan sebagai cara pandang manusia atau sekelompok manusia terhadap dua hal yaitu baik dan buruk; etika merupakan ilmu dalam mempertimbangkan perbuatan manusia, sehingga bisa dinilai baik atau buruknya; etika adalah ilmu untuk mengkaji berbagai norma yang ada dalam masyarakat; dan etika merupakan pegangan nilai yang universal atau umum bagi suatu masyarakat. Pada dasarnya etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu:
a). ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral,
b). kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau perilaku menggambarkan nilai etis dan moralitas,
 c). nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tika adalah niilai-nilai atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

      Etika : ilmu yang mencari orientasi
Salah satu kebutuhan manusia yang paling fundamental adalah orientasi. Sebelum kita dapat melakukan sesuatu apapun kita harus mencari orientasi dulu. Kita harus tahu dimana kita berada, dan kearah mana kita harus bergerak untuk memulai tujuan kita. Tanpa orientasi kita tidak tidak tahu arah dan merasa terancam. Etika juga bisa membantu kita untuk mencari orientasi, dengan Tujuan agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja terhadap beragai pihak yang menetapkan bagaimana kita harus hidup, melainkan agar kita dapat mengerti sendiri mengapa kita harus bersikap.
      Etika dan ajaran moral
Sumber langsung ajaran moral bagi kita adalah berbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua dan guru, pemuka masyarakat dan agama, adapun sumber dasar ajaran-ajaran itu adalah tradisi dan adat istiadat, ajaran agama-agama atau ideologi-ideologi tertentu.
Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Etika dan ajaran moral tidak berada ditingkat yang sama. Jadi etika kurang dan lebih dari ajaran moral. Kurang karena etika tidak berwenang untuk menetapkan, apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak. Wewenang itu di klaim oleh berbagai pihak yang memberikan ajaran moral. Lebih, karena etika berusaha untuk mengerti mengapa atau atas dasar apa kita harus hidup menurut norma – norma tertentu.
v  Guna etika
Setiap orang perlu bermoralitas, tetapi tidak setiap orang perlu beretika, karena etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas. Yang dihasilkannya secara langsung bukan kebaikan melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.
Ada empat alasan mengapa etika pada zaman kita semakin perlu :
•    Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik juga dalam bidang moralitas. Setiap hari kita bertemu orang – orang dari suku, daerah, dan agama yang berbeda – beda. Kesatuan tatanan normatif sudah tidak ada lagi.
•    Kedua, kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding. Perubahan itu terjadi di bawah hantaman kekuatan yang mengenai semua segi kehidupan kita, yaitu gelombang modernisasi.
•    Ketiga, tidak mengherankan bahwa proses perubahan sosial budaya dan moral yang kita alami ini dipergunakan oleh berbagai pihak untuk menawarkan ideologi – ideologi mereka sebagai obat penyelamat. Etika dapat membuat kita sanggup untuk menghadapi ideologi – ideologi itu dengan kritis dan obyektif dan untuk membentuk penilaian sendiri, agar kita tidak terlalu mudah terpancing emosi.
•    Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum agama yang di satu pihak menentukan dasar kemaantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, dilain pihak sekaligus mau berpartisipasi dengan tidak menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang berubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar