Hiperaktfitas,distraktibilitas,impulsifitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari banyak
karakteristik anak tuna laras, ada tiga yang saling terkait dan banyak dijumpai
di antara anak-anak, yaitu hiperaktifitas, distraktibilitas, dan impulsifitas.
Anak hiperaktifitas bergerak terlalu banyak, anak distraktebel tidak dapat
memperhatikan secara wajar, dan anak impulsif suka bertindak tanpa banyak
pertimbangan. Karena karakteristiknya, anak-anak ini sering merepotkan orangtua
guru maupun teman sebayanya.
Mulai bab ini, beberapa
karakteristik anak tuna laras akan dibahas, terutama karakteristik yang
termasuk sering dijumpai di kalangan anak usia sekolah. Kecuali perkembangan
kajian atas karakteristik ini, juga dilihat identifikasi, prevalensi, dan
etiologi serta penanganannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIPERAKTIFITAS
1. Pengertian
defenisi, dan asesmen.
Menurut (Kauffman, 1985). Hiperakaktifitas adalah salah satu jenis
keluarbiasaan yang paling sering dirujuk oleh orang tua di Amerika Serikat ,
diperkirakan 3s.d. 5% dsri populasi anak usia sekolah termaksud hiperaktif.
Di dalam Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder –DSM III (
1980), karakteristik ( hiperaktifitas, distractebilitas dan implusifitas)
disatukan dalam satu kelompok, disebut attention deficit disorder ( gangguan
pemusatan perhatian), yaitu:
a. Distractebilitas:
sedikitnya tiga dari gejala berikut
v Sering
tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang dimulainya.
v Sering
tampak tidak mendengarkan.
v Mudah
tertarik/terganggu perhatiannya.
v Sulit
memusatkan perhatian pada tugas atau
pekerjaan yang memerlukan perhatian besar.
v Tidak
dapat bertahan pada satu kegiatan atau permainan.
b. Implusifitas:
sedikitnya tiga dari gejala berikut.
v Sering
bertindak tanpa berfikir.
v Cepat
berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain.
v Sulit
mengatur pekerjaan ( bukan karna kelainan kongitif).
v Memerlukan
banyak pengawasan.
v Sering
berteriak di kelas
v Tidak
sabar menunggu giliran dalam kegiatan- kegiatan kelompok.
c. Hiperaktifitas:
sedikitnya dua dari gejala berikut.
v Lari
berkeliaran atau memanjat berlebihan.
v Su;it
untuk duduk diam atau terlalu banyak bergerak.
v Sulit
untuk disuruh duduk.
v Terlalu
banyak bergerak pada waktu tidur.
v Selalu
bergerak, seakan-akan dikendalikan oleh mesin.
d. Terjadi
sebelum anak berusia tujuh tahun.
e. Berlamgsung
sedikit selama enam bulan.
f. Bukan
karena schizopherenia, gangguan afektif, atau tunagrahita berat.
2. Penyebab
hiperaktif
Penyebab hiperaktif tidak diketahui
secara pasti, mungkin karena banyak factor yang diasumsikan menyebabkan
hiperaktif ( Kauffman, 1985).
a. Factor
biologis
b. Psikologis
3. Pengendaliuan
hiperaktifitas
Beberapa teknik yang telah dikembangkan
antara lain :
a. Medikasi
b. Diet
c. Modifikasi
tingkah laku
d. Perbandingan
antara penggunaan obat dengan modifikasi tingkah laku.
e. Lingkungan
yang terstruktur
f. Modeling
g. Biofeedback
B. DISTRAKBILITAS
1. defenisi dan
pengukurannya.
Distrabilitas merupakan gangguan dalam
perhatian, dan karena
perhatian merupakan prasyarat dalam proses belajar. Kauffman (1985)
mengemukakan masalah dikstrability yang dialami oleh sebagian besar anak luar
biasa meliputi 3 hal yaitu:
a. Short
attention span dan frequent attention shifts.
b. Underselection
attention.
c. Overselective
attention.
2. penyebab
dikstraktibilitas.
Adalah adanya
difungsi otak, keterlambatan perkembngan, dan perkembngan usia mental juga
terlambat.
3.pengendalian
dikstraktibilitas
Ada beberapa
pendekatan yang sering dipakai untuk penanganan distraktibilitas, dan yang
paling sering dipakai dan dibuktikan efektifitasnya telah diidentifikasi oleh
Kuffman (1985) sebagai berikut:
a. Lingkungan
yang terstruktur dan stimulus yang terkendali.
b. Modifikasi
materi dan strategi pembelajaran.
c. Modifikasi
tingkah laku.
C.IMPULSIFITAS
1. pengertian dan assesmen
Seseorng dikatakan impulsif apabila
cenderung menuruti kemaun hatinya yang sering salah/tidak pada tempatnya dan
terbiasa bereaksi secara cepat tanpa berpikir panjang dalam situasi sosial
maupun pada tugas-tugas akademik, sehingga sering menimbulkan masalah.
Untuk mengetahui apakah seseorang termasuk
implusif,reflektif atau normal, tes yang telah dikembangkan adalah Matching
Familiar Figures Test(MFFT). Hasilnya
menunjukkan bahwa pada tes prestasi belajar , waktu respon yang dibutuhkan
lebih lama dengan jumlah kesalahan yang relatif kecil. Pada tes MFFT juga ditemukan bahwa anak-anak impulsif
ternyata lebih berhati-hati dan lebih
teliti pada waktu menghadapi soal akademik, daripada pada waktu menghadapi test
gambar.
2.
Penyebab Impulsifitas
Ada bermacam-macam asumsi tentang
penyebab impulsifitas , seperti faktor keturunan, cemas, faktor budaya,
disfungsi syaraf, perilaku yang dipelajari dari lingkungan, dan sebagainya.
Tetapi dari sekian banyak teori , teori yang dianggap paling relevan, meskipun
belum didukung oleh hasil penelitian, adalah pandangan teori
psikoanalisi(Kauffman,1985). Teori ini menyatakan bahwa anak akan menjadi
impulsif jika id nya mendominasi kepribadian,sedangkan ego dan superego tidak
berkembang sebagai mana mestinya.
3.Pengendalian
impulsifitas
Ada beberapa metode untuk
mengendalikan hiperaktifitas. Salah satu diantaranya adalah dengan melatih
verbalisasi aktifitasnya , teknik modifikasi tingkah laku, mengajarkan
keterampilan pada anak, dan menggunakan teknik LSI.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hiperakaktifitas
adalah salah satu jenis keluarbiasaan yang paling sering dirujuk oleh orang tua
di Amerika Serikat.
Distrabilitas
merupakan gangguan dalam perhatian, dan karena perhatian merupakan
prasyarat dalam proses belajar.
Seseorng dikatakan impulsif apabila cenderung menuruti
kemaun hatinya yang sering salah/tidak pada tempatnya dan terbiasa bereaksi
secara cepat tanpa berpikir panjang dalam situasi sosial maupun pada
tugas-tugas akademik, sehingga sering menimbulkan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar