Minggu, 16 April 2017

Hiperaktfitas,distraktibilitas,impulsifitas


Hiperaktfitas,distraktibilitas,impulsifitas



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
                        Dari banyak karakteristik anak tuna laras, ada tiga yang saling terkait dan banyak dijumpai di antara anak-anak, yaitu hiperaktifitas, distraktibilitas, dan impulsifitas. Anak hiperaktifitas bergerak terlalu banyak, anak distraktebel tidak dapat memperhatikan secara wajar, dan anak impulsif suka bertindak tanpa banyak pertimbangan. Karena karakteristiknya, anak-anak ini sering merepotkan orangtua guru maupun teman sebayanya.
            Mulai bab ini, beberapa karakteristik anak tuna laras akan dibahas, terutama karakteristik yang termasuk sering dijumpai di kalangan anak usia sekolah. Kecuali perkembangan kajian atas karakteristik ini, juga dilihat identifikasi, prevalensi, dan etiologi serta penanganannya.



BAB II
PEMBAHASAN
A.   HIPERAKTIFITAS
1.    Pengertian defenisi, dan asesmen.
      Menurut (Kauffman, 1985). Hiperakaktifitas adalah salah satu jenis keluarbiasaan yang paling sering dirujuk oleh orang tua di Amerika Serikat , diperkirakan 3s.d. 5% dsri populasi anak usia sekolah termaksud hiperaktif.
      Di dalam Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder –DSM III ( 1980), karakteristik ( hiperaktifitas, distractebilitas dan implusifitas) disatukan dalam satu kelompok, disebut attention deficit disorder ( gangguan pemusatan perhatian), yaitu:
a.    Distractebilitas: sedikitnya tiga dari gejala berikut
v  Sering tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang dimulainya.
v  Sering tampak tidak mendengarkan.
v  Mudah tertarik/terganggu perhatiannya.
v  Sulit memusatkan  perhatian pada tugas atau pekerjaan yang memerlukan perhatian besar.
v  Tidak dapat bertahan pada satu kegiatan atau permainan.
b.    Implusifitas: sedikitnya tiga dari gejala berikut.
v  Sering bertindak tanpa berfikir.
v  Cepat berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain.
v  Sulit mengatur pekerjaan ( bukan karna kelainan kongitif).
v  Memerlukan banyak pengawasan.
v  Sering berteriak di kelas
v  Tidak sabar menunggu giliran dalam kegiatan- kegiatan kelompok.
c.    Hiperaktifitas: sedikitnya dua dari gejala berikut.
v  Lari berkeliaran atau memanjat berlebihan.
v  Su;it untuk duduk diam atau terlalu banyak bergerak.
v  Sulit untuk disuruh duduk.
v  Terlalu banyak bergerak pada waktu tidur.
v  Selalu bergerak, seakan-akan dikendalikan oleh mesin.
d.    Terjadi sebelum anak berusia tujuh tahun.
e.    Berlamgsung sedikit selama enam bulan.
f.     Bukan karena schizopherenia, gangguan afektif, atau tunagrahita berat.
2.    Penyebab hiperaktif
Penyebab hiperaktif tidak diketahui secara pasti, mungkin karena banyak factor yang diasumsikan menyebabkan hiperaktif ( Kauffman, 1985).
a.      Factor biologis
b.      Psikologis
3.    Pengendaliuan hiperaktifitas
Beberapa teknik yang telah dikembangkan antara lain :
a.    Medikasi
b.    Diet
c.    Modifikasi tingkah laku
d.    Perbandingan antara penggunaan obat dengan modifikasi tingkah laku.
e.    Lingkungan yang terstruktur
f.     Modeling
g.    Biofeedback
B. DISTRAKBILITAS  
1. defenisi dan pengukurannya.
      Distrabilitas merupakan gangguan dalam perhatian, dan karena perhatian merupakan prasyarat dalam proses belajar. Kauffman (1985) mengemukakan masalah dikstrability yang dialami oleh sebagian besar anak luar biasa meliputi 3 hal yaitu:
a.    Short attention span dan frequent attention shifts.
b.    Underselection attention.
c.    Overselective attention.
2. penyebab dikstraktibilitas.
Adalah adanya difungsi otak, keterlambatan perkembngan, dan perkembngan usia mental juga terlambat.
3.pengendalian dikstraktibilitas
Ada beberapa pendekatan yang sering dipakai untuk penanganan distraktibilitas, dan yang paling sering dipakai dan dibuktikan efektifitasnya telah diidentifikasi oleh Kuffman (1985) sebagai berikut:
a.    Lingkungan yang terstruktur dan stimulus yang terkendali.
b.    Modifikasi materi dan strategi pembelajaran.
c.    Modifikasi tingkah laku.
C.IMPULSIFITAS
   1. pengertian dan assesmen
            Seseorng dikatakan impulsif apabila cenderung menuruti kemaun hatinya yang sering salah/tidak pada tempatnya dan terbiasa bereaksi secara cepat tanpa berpikir panjang dalam situasi sosial maupun pada tugas-tugas akademik, sehingga sering menimbulkan masalah.
Untuk mengetahui apakah seseorang termasuk implusif,reflektif atau normal, tes yang telah dikembangkan adalah Matching Familiar Figures  Test(MFFT). Hasilnya menunjukkan bahwa pada tes prestasi belajar , waktu respon yang dibutuhkan lebih lama dengan jumlah kesalahan yang relatif kecil. Pada tes MFFT  juga ditemukan bahwa anak-anak impulsif ternyata lebih berhati-hati  dan lebih teliti pada waktu menghadapi soal akademik, daripada pada waktu menghadapi test gambar.

2. Penyebab Impulsifitas
            Ada bermacam-macam asumsi tentang penyebab impulsifitas , seperti faktor keturunan, cemas, faktor budaya, disfungsi syaraf, perilaku yang dipelajari dari lingkungan, dan sebagainya. Tetapi dari sekian banyak teori , teori yang dianggap paling relevan, meskipun belum didukung oleh hasil penelitian, adalah pandangan teori psikoanalisi(Kauffman,1985). Teori ini menyatakan bahwa anak akan menjadi impulsif jika id nya mendominasi kepribadian,sedangkan ego dan superego tidak berkembang sebagai mana mestinya.
3.Pengendalian impulsifitas
            Ada beberapa metode untuk mengendalikan hiperaktifitas. Salah satu diantaranya adalah dengan melatih verbalisasi aktifitasnya , teknik modifikasi tingkah laku, mengajarkan keterampilan pada anak, dan menggunakan teknik LSI.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

            Hiperakaktifitas adalah salah satu jenis keluarbiasaan yang paling sering dirujuk oleh orang tua di Amerika Serikat.
Distrabilitas merupakan gangguan dalam perhatian, dan karena perhatian merupakan prasyarat dalam proses belajar.
Seseorng dikatakan impulsif apabila cenderung menuruti kemaun hatinya yang sering salah/tidak pada tempatnya dan terbiasa bereaksi secara cepat tanpa berpikir panjang dalam situasi sosial maupun pada tugas-tugas akademik, sehingga sering menimbulkan masalah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar